23 October 2010

Perjuangan Cinta

Jika anda dihadapkan pada dua pilihan berikut, mana yang menjadi pilihan anda? Anda memilih menikah dengan orang yang anda cintai tetapi tidak mencintai anda atau orang yang tidak anda cintai tetapi mencintai anda? Pilihayang sulit bukan?

Idealnya sih, kita pasti memilih menikah dengan orang yang kita kasihi sekaligus mengasihi kita. Namun kalau pilihannya seperti diatas, mana yang anda pilih? Sekarang, apa yang ada dibenak anda ketika ditanya, “Kisah klasik apa yang anda ingat?” Sebagian dari anda pasti menjawab, “Romeo dan Juliet”!

Romeo dan Juliet hanyalah drama percintaan tragis besutan dramawan terkenal William Shakespeare. Mau “Drama in real life?” Baca di Alkitab! Di Alkitab ada kisah kasih klasik yang menarik. “Laban mempunyai dua anak perempuan, yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan Rahel, anakmu yang lebih muda itu”sahut Laban:”Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu daripada kepada orang lain, maka tinggallah padaku”. Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel!” (Kej 29:16:20).

Namun saat pernikahan berlangsung, Laban ternyata menukar Rahel dengan Lea. Yakub marah sekali, tetapi karena cintanya kepada Rahel, ia rela bekerja tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Jadi, ia bekerja 14 tahun untuk mendapatkan orang yang ia kasihi.

Bagaimana dengan kisah klasik masa kini? Banyak anak muda yang tidak lagi berjuang keras untuk mencari pasangan hidup. Bukan berarti pula mereka terlalu religius sehingga menyerahkan calon pasangan hidupnya kepada Tuhan, tetapi karena mereka tidak mau bersusah payah seperti Yakub. Jika ditolak orang yang ditaksirnya, orang zaman sekarang lebih memilih langkah pragmatis, yaitu mencari yang lain.

Yang lebih luar biasa, mereka berani pacaran dengan dua orang atau lebih sekaligus. Seorang karyawan perusahaan swasta bahkan dengan entengya berkata, “Jika yang satu putus, aku tidak sampai ‘brokenheart’ Karena masih punya ban serep!” Ketika ditanya apa dia setuju jika pacarnya juga punya cowok lain disaat yang sama, ia menolak keras.

Kalau kita renungkan, mengapa bisa terjadi pergeseran yang demikian besar? Saya pikir, jangan-jangan semua itu terjadi bersamaan dengan budaya instan. Karena kita bisa menikmati mie, kopi, susu, bakan nasi instan, maka kita pun mencari pasangan hidup yang instan juga. Kalau terlalu lama, kita merasa menghambur-hamburkan waktu kita.

0 komentar:

Post a Comment